“Di makan dulu
buburnya, trus di minum obatnya, pake istirahat gga usah sekolah dulu”
Semangkuk bubur ayam hangat tersaji di depanku, dengan beberapa
strip obat-obatan dan sebungkus plastik.
“Ini mama beliin,
biar cepet sembuh ya, cepet masuk sekolah” lalu keluar kamar.
Aku buka bungkusan plastik itu, ternyata isinya boneka
barbie berbaju rajut warna pink putih dan gantungan kunci nama bertuliskan
namaku “Rina H”
Aku masih ingat betul kalimat lengkap dan suasana pagi
hari itu, tapi aku tidak ingat pasti, saat itu aku sekolah SD kelas berapa.
Hari itu aku demam, biasanya mama membawaku berobat ke
Dokter yg membuka praktek di rumah, yg kebetulan masih satu lingkungan komplek,
namanya Dokter Budi, itu dokter langganan aku bahkan sampai sekarang.
Aku termasuk orang yg suka mengingat kejadian dengan
begitu detailnya, terutama kejadian masa lalu, seolah terekam jelas bak dimensi
waktu yg berputar kebelakang.
Dari potongan memory di atas, bukan masa lalu yg akan
aku bahas, tapi gantungan kunci.
Entah sudah berapa buah atau berapa puluh gantungan
kunci yg sudah aku hilangkan atau tidak sengaja aku rusakan. Makanya aku kurang
suka jika mendapat oleh-oleh gantungan kunci, karena hanya akan berujung hilang
atau rusak dan masuk tempat sampah.
Sejauh ini aku hanya menyimpan 4 gantungan kunci yg belum
pernah aku pakai.
Pertama, gantungan kunci Koala, ini oleh-oleh dari
kerabat mama, asli dari Australia, bahannya bagus, sampai sekarang masih
kinclong dan tidak pudar.
Kedua, gantungan kunci yg ada foto aku, ini aku beli
waktu liburan sekolah SMA sekaligus pengingat pertama kalinya aku ke Dufan,
bahannya bening transparant, karena nyimpennya ketumpuk perintilan yg lain,
jadinya agak sedikit memudar.
Ketiga, gantungan kunci manik-manik, ini oleh-oleh dari
dosen aku, asli dari Kalimantan, namanya Miss Vidya, meskipun bahannya simple
tapi aku suka karena untuk mendapatkannya aku berhasil menjawab soal kuis yg dia
berikan waktu itu. *hhehee..
Keempat, gantungan kunci coorporate, maksudnya
gantungan kunci dari tempat kerja ku kemarin, BII (sekarang Maybank) dikasih langsung
sama atasanku, warna silver lengkap sama tempatnya.
Sampai hari ini belum ada tambahan gantungan kunci lain
yg berhasil memikat hati buat aku simpen dan di jadikan kenang-kenangan.
Dan kelima..
Loh
katanya ada 4 rin??
Iya,
sekarang 4, kemarin 5..
Kelima ya itu, gantungan kunci nama “Rina H” bahan
acrylic, pemberian mama waktu aku sakit.
Gantungan kunci ini entah warnanya kuning atau hijau.
Kadang berwarna kuning, sekilas berwarna hijau. Modelnya simple dan polos banget.
Sebenernya aku bahkan gga ngeh kalo masih menyimpannya,
aku menemukannya ketika pindahan rumah beberapa bulan lalu dan membongkar semua
barang-barang lamaku.
Karena kunci motorku gga ada gantungannya, lantas aku
pakailah gantungan acrylic itu. Sebelumnya aku pakai gantungan kunci motor dari
salah satu boss BII (Maybank) oleh-oleh dari Malaysia tapi copot, jatuh ke
tengah jalan dan waktu itu aku bela-belain nyari sampai akhirnya dapet,
meskipun bentuknya udah penyok kelindes kendaraan yg lalu lalang. *fiuwh
Tapi hari ini ..
“Yaaaang,
gantungan kunci nya manaa??” Tanyaku sambil melongo.
“Hah?? Copot
gitu??” Jawabnya sambil celingak-celinguk mencari kesana kesini.
“Iya kayaknya,
tadi pas berangkat masih ada kok”
Mendadak aku sedih, tiba-tiba baru keinget darimana
asal muasal si gantungan itu.
Setelah itu kita pergi beli air..
Si pacar melaju lambat sambil menatapi jalan, bola matanya
menyorot tajam setiap sudut jalan, aku awalnya gga tau kalau ternyata dia
nyari.
Uwoo.. tanpa disuruh, tanpa diminta, tanpa aku
ngerengek, dia nyariin dong.
Sampai ke jalan raya dia nanya,
“Kalo jatohnya ke
pinggiran situ susah ya” matanya melihat ke pinggir jalan yg berlubang.
“Aku sih rasanya
itu jatoh di jalan komplek deh, di batu-batu kerikil, bukan di jalan raya gini”
*aku jawab dengan mantapnya*
Ketika masuk jalan komplek mata kita berdua semakin
jeli, berharap kita dapetin walau dalam keadaan apapun, yg penting ketemu !
Dan..
Oh my..
“Itu yaaaang, itu
itu itu..” aku menunjuk-nunjuk pecahan acrylic di tengah jalan yg nampak
berkilau terkena cahaya lampu.
“Yaaaah, udah kelindes
ban itu..”
“Gak apa2 deh,
aku ambil aja”
Baru ambil beberapa pecahan, aku mundur karena ada
motor lewat, trus aku maju lg ke tengah jalan buat ambil semua pecahannya.
Hiks.. Hikss.. Huwaaaa..
Hancurr.. Hancurr haattii kuuuu.. ~
Dan sekarang kunci motor aku jomblo lagi, gga ada
pasangannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar