Tarraaaaaaam,,
Berawal
dari ketidaksengajaan terdampar di situs yang berbau tanaman,,
Aku
nemu salah satu nama pohon yang unik,,
Namanya
: JENITRI
Pas
ngeliat gambar pohonnya,, Oh My Gosssh,, itu kan pohon yg ada di depan rumah
dulu,,
Yup,,
sama banget..!!
Ini
nih,, pohon yang selama 15 tahun berdiri kokoh di depan rumah,, tepatnya di
sebelah pager,,
Kalau
musim kemarau,, daunnya suka berguguran,, aku sih suka banget kalo ngeliat si
daun-daun itu berguguran,, *hhihi,,
Trus
kalo siang di rumah itu sepiiii banget,, jadi yg kedengaran cuma suara burung
& jangkrik yg lagi ngobrol ngalor ngidul menghiasi 1 komplek,,
belum
lagi si blacky yg kadang-kadang gga mau kalah,, suka nge-gong-gong kalo ada
orang lewat depan rumah,,
*ahh,,
home sweet home L
Okayy,,
sebenernya sih aku sama sekali gga tau itu pohon apa,, sampai akhirnya baru sekarang
aku tau,, itu pun karna gga sengaja,, (--___--“)
Ehh,,
yg aku tau,, dulu suka ada orang yang ngambilin buah dari pohon itu,,
Pohon
JENITRI itu ada buahnya loh,,
Bulet-bulet
segede kelereng gt,, dalemnya ada bijinya,,
Kalo
buahnya di hancurin dengan cara di peprek,, di dalem biji nya itu ada
putih-putih seperti kelapa,, putih-putihnya itu bisa di makan,, aku jg suka
makanin itu kalo gga sengaja ada buah yg jatoh tepat di kepalaku,, *hhahaha,,
Setelah
baca sana-sini,, aku kaget sama banyaknya manfaat dari pohon JENITRI ini,,
Si
JENITRI ini ternyata tumbuhan atau tanaman yang belum begitu dikenal oleh
masyarakat luas padahal dia punya beberapa kelebihan dibanding tanaman
lainnya,, salah satunya manfaat bagi lingkungan dan juga punya nilai ekonomi yg
lumayan tinggi,, terutama buah atau bijinya yang ternyata menjadi salah satu
komoditi export..!! KEREN BUKAAN??
Oleh
sebab itu tanaman Jenitri mulai diminati oleh masyarakat untuk dibudidayakan
pada lahan-lahan pekarangan.
Hasil
penjualan biji Jenitri telah mampu mengubah kondisi ekonomi orang-orang yang
sebelumnya pas-pasan, kini setelah menjadi pembudidaya Jenitri mereka beromzet
jutaan rupiah setiap kali panen dari beberapa puluh pohon Jenitri yang
dirawatnya dengan tekun..
Kenalan
sama si Jenitri yukk,,
Jenitri/Ganitri/Rudraksha/Elaeocarpus
ganitrus, adalah tumbuhan atau tanaman yang mempunyai ciri-ciri batang pohon
dan cabang-cabangnya berkayu, dengan tinggi pohon sekitar 10-15 meter untuk
Jenitri jenis lokal dan sekitar 4-6 meter untuk Jenitri jenis super setelah
tanaman mencapai umur kurang lebih 4 tahun.
Pohon
Jenitri dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah, dari dataran rendah hingga
lereng perbukitan. Pohon Jenitri yang tumbuh di tanah yang subur akan tumbuh
dengan cepat dengan cabang dan daun yang rimbun.
Daun
Jenitri mempunyai ujung agak runcing, bergerigi, tangkai daun sekitar 0.5 cm
lebar daun sekitar 4 cm dan panjang hingga 16 cm, berwarna hijau ketika masih
segar dan secara bertahap akan berubah menjadi hijau kemerahan hingga merah
seluruhnya setelah daun menjadi tua dan kemudian gugur.
Bunga
Jenitri bunga majemuk, bentuk malai, di ketiak daun, mempunyai tangkai 0,5 cm,
daun kelopak bulat telur memanjang, agak runcing, warna hijau pucat atau
kemerahan, dari luar berambut, daun mahkota warna kuning atau putih kehijauan.
Buah
Jenitri pada umumnya mempunyai bentuk bulat bola, kulit buah halus warna hijau
ketika masih muda dan biru tua ketika buah sudah tua. Besar kecilnya buah
bervariasi, dengan diameter buah antara 0,5 cm hingga 2 cm. Bila kulit buah
terkelupas, tampak biji Jenitri dengan batok yang bergerigi bagian luarnya,
mempunyai relief seperti biji pepaya. Biji Jenitri yang sudah tua dan kering
mempunyai batok sangat keras dan tahan untuk disimpan dalam waktu yang relatif
lama.
**
Ngobrolin
Nilai Ekonomi dari si Jenitri yukk:
Tanaman
Jenitri, terutama buahnya yang sudah tua mempunyai nilai jual yang lumayan
tinggi. Setelah buah dipetik dan diproses, hingga kulit buah mengelupas dan
tinggal bulatan batok biji yang bersih dari kulit buah. Setelah biji
dikeringkan, biji siap untuk dijual. Biji Jenitri yang berkualitas bagus, tidak
hanya laku dijual di pasaran domestik tetapi juga untuk export.
Buah
atau biji Jenitri diperlukan oleh kalangan industri bahan penyamak kulit dan
bahan penelitian obat. Biji Jenitri juga digunakan untuk kelengkapan alat
peribadatan umat, diantaranya sebagai alat hitung doa, tasbih (Islam), Rosario
(Nasrani) dan Mala atau keperluan lainnya (Hindu).
Hasil
produksi Jenitri Indonesia sebagian diexport ke India. Menurut sebuah sumber,
biji Jenitri dari Indonesia yang masuk ke India mencapai nilai sekitar Rp 500
miliar per tahun.
Menurut
pengalaman para pembudidaya Jenitri, sebatang pohon Jenitri yang terawat dengan
baik bisa menghasilkan buah atau biji sekitar 5.000 hingga 6.000 butir pada
panen perdana. Buah atau biji sejumlah itu terdiri dari klasifikasi nomor 1
hingga nomor 11, yang merupakan klasifikasi untuk menentukan harga dalam
perdagangan biji Jenitri.
Klasifikasi
nomor tersebut ditentukan berdasarkan ukuran diameter biji, dari 5 mm hingga 10
mm. Biji Jenitri nomor 1 mempunyai harga tertinggi. Semakin besar nomornya
harganya semakin rendah.
Selain
diklasifikasikan berdasarkan ukuran diameter biji, penentuan harga dalam
perdagangan biji Jenitri juga berdasarkan pada jumlah Mukhi yang dimiliki oleh
biji Jenitri. Mukhi adalah lekukan atau garis membujur yang ada pada biji
Jenitri.
**
Apa
sih Manfaat.nya Jenitri..??
Tanaman
Jenitri mempunyai banyak manfaat baik bagi lingkungan maupun bagi masyarakat.
Meskipun baru sebagian kecil yang mengetahui dan memanfaatkannya.
Pohon
Jenitri bisa ditanam untuk menghijaukan lereng-lereng bukit yang gundul.
Disamping sebagai penahan tanah supaya tidak mudah longsor, juga untuk
melindungi kesuburan tanah.
Pohon
Jenitri juga bisa ditanam di sepanjang tepian jalan-jalan desa serta perkotaan
sehingga akan menambah asri lingkungan. Pohon yang tinggi dan cabangnya yang
rimbun bisa menjadi peneduh untuk menghalangi sengatan terik matahari bagi
orang-orang yang berlalu lalang di sepanjang jalan.
Pohon
Jenitri bisa menjadi pilihan untuk ditanam di taman-taman kota, lingkungan
pabrik-pabrik dsb. Selain bisa menjadi peneduh juga menjadi paru-paru
lingkungan. Tanaman Jenitri berfungsi menghisap polutan yang berhamburan di
udara akibat buangan gas dari cerobong pabrik-pabrik maupun dari knalpot
kendaraan bermotor pada daerah yang mempunyai jalur padat kendaraan bermotor.
Polutan yang berhamburan di udara bisa menurunkan kualitas udara sampai pada
batas yang bisa mengganggu kehidupan.
Disamping
menghisap polutan yang berhamburan di udara, tanaman Jenitri secara alami
menghasilkan oksigen yang akan meningkatkan kualitas udara menjadi lebih baik.
Selain
bermanfaat bagi lingkungan, oleh karena biji jenitri mempunyai nilai jual yang
lumayan tinggi maka buah yang dihasilkan bisa dijual untuk menambah kas RT/RW
pada lingkungan tersebut.
**
Gimana
sih cara membudidayakan si Jenitri..??
Masih
terbukanya pasar export biji jenitri menandakan bahwa membudidayakan Jenitri
masih prospektif. Peluang masih terbuka lebar bagi siapa saja yang ingin
mencoba menggeluti budidaya tanaman yang satu ini.
Budidaya
Jenitri bisa dilakukan pada lahan pekarangan sekitar rumah meskipun hanya muat
1 s/d 5 pohon. Atau lahan-lahan kosong yang kurang produktif bahkan ada yang
membudidayakan pada lahan persawahan.
1.
Pemilihan Bibit.
Bibit
Jenitri yang akan ditanam sebaiknya dipilih dari bibit hasil cangkokan batang
dari pohon jenis super yang sudah pernah berbuah. Atau bibit Jenitri dari hasil
sambung antara batang hasil semaian biji dengan pucuk batang yang berasal dari
bibit jenis super yang sudah pernah berbuah. Keduanya mempunyai kelebihan dan
kekurangan.
Bibit
hasil cangkokan biasanya akan bisa berbuah relatif lebih cepat dari pada bibit
hasil sambung, tetapi kurang kokoh jika menghadapi terpaan angin yang kencang
karena tidak mempunyai akar tunjang.
Bibit
hasil sambung lebih kokoh jika menghadapi terpaan angin yang kencang tetapi
berbuah relatif lebih lamban dari bibit hasil cangkokan.
Menurut
pengalaman pembudidaya, bibit jenis super hasil sambung rata-rata akan mulai
berbuah dalam waktu 12 bulan dmt (dari mulai tanam), apabila tanaman dirawat
dengan baik. Bahkan ada yang berumur 10 bulan dmt sudah mulai berbuah.
2.
Cara tanam.
Untuk
menanam bibit Jenitri pada lahan pekarangan sekitar rumah, menyesuaikan dengan
situasi yang ada di sekitar rumah.
Untuk
menanam bibit Jenitri pada lahan yang luas, atur jarak tanam antar pohon bibit
Jenitri sekitar 6 meter (6 x 6 meter) supaya tanaman terlihat rapih dan cabang
tidak saling bersinggungan.
Gemburkan
tanah selebar PxLxT = 50x50x50 cm pada titik dimana bibit Jenitri akan ditanam.
Campurkan pupuk NPK PONSKA sebanyak 2 sendok makan atau sesuaikan dengan
kesuburan tanah, aduk-aduk hingga merata. Apabila kondisi tanah kering, tanah
disiram air supaya pupuk larut dalam tanah, biarkan 2 atau 3 hari supaya pupuk
benar-benar meresap kedalam tanah.
Siapkan
bibit Jenitri yang akan ditanam pada sore hari dimana panas matahari mulai
menurun. Gemburkan lagi tanah tempat bibit akan ditanam. Buatlah lobang selebar
polybag dengan kedalaman tinggi polybag bibit ditambah 5 cm. Masukkan polybag
bibit kedalam lobang, guntinglah polybag menjadi beberapa bagian dengan
hati-hati dan tariklah guntingan polybag keluar lobang. Timbun lobang dan
padatkan dengan hati-hati. Pasang ajir (pathok) dari bambu, ikat batang bibit
Jenitri dengan ajir jangan terlalu kuat untuk penahan agar bibit Jenitri tidak
roboh diterpa angin atau yang lainnya.
3.
Perawatan.
Setelah
bibit Jenitri ditanam, lakukan pengontrolan secara periodik setiap hari atau
beberapa hari sekali. Periksalah pohon demi pohon, amati, apakah tanaman
mengalami pertumbuhan dengan baik atau sebaliknya.
Adakah
hama yang mengganggu tanaman Jenitri. Kalau ada, lakukan pemberantasan.
Bersihkan rumput-rumput di sekitar pohon yang dapat mengganggu pertumbuhan
pohon Jenitri. Siram air bila tanah mengering tak ada hujan.
Berikan
pemupukkan setiap sebulan sekali dengan pupuk NPK PONSKA dengan dosis meningkat
dari waktu ke waktu, sesuaikan dengan umur dan pertumbuhan tanaman hingga
tanaman berumur 7 bulan.
Lakukan
penggemburan tanah di sekitar pohon dengan cangkul, hati-hati jangan terlalu
dalam, jangan sampai terkena akar Jenitri hingga akar rusak terkena cangkul.
Setelah
tanaman berumur 7 bulan, lakukan pengeratan pertama pada batang pohon,
melingkar seperti cincin selebar sekitar 0,5 cm seperti mau mencangkok (keratan
jangan menembus kayu), letak keratan pada ketinggian 30 cm dari permukaan
tanah. Hal itu dilakukan sebagai pancingan supaya tanaman lebih cepat berbunga.
Pengeratan
kedua dilakukan apabila pengeratan pertama sudah tertutup kulit dengan sempurna
dan belum keluar bunga. Pengeratan kedua dilakukan dengan cara seperti
pengeratan pertama, letak keratan pada ketinggian 5 cm dari pengeratan pertama.
4.
Penanganan saat berbunga.
Apabila
perawatan tanaman Jenitri dilakukan dengan tepat, pada saat tanaman Jenitri
berumur 10 s/d 24 bulan atau rata-rata 12 bulan dmt, tanaman Jenitri akan mulai
keluar bunga. Tetap lakukan pemupukan periodik sebulan sekali. Gantilah pupuk
NPK PONSKA dengan NPK MUTIARA.
Bunga
akan bermunculan pada dahan dan ranting tidak secara serempak, melainkan secara
bertahap. Ketika sebagian besar bunga mulai mekar (kemapuk), lakukan pengeratan
pada batang pohon melingkar seperti cincin selebar sekitar 1 cm. Pengeratan
pohon kali ini mempunyai maksud supaya bunga tidak rontok dan membentuk buah
agar butiran bijinya menjadi kecil-kecil. Karena butiran biji yang kecil yang
nilai jualnya tinggi.
Bunga
yang mekar, beberapa hari kemudian akan menjadi pentil (buah muda) yang
berwarna hijau, hingga kemudian secara berangsur-angsur warna kulit buah
berubah menjadi biru, pertanda bahwa buah sudah tua.
Dari
bunga hingga menjadi buah yang tua siap untuk dipanen, kurang lebih memakan
waktu 3 bulan.
Umumnya
tanaman Jenitri berbuah sekali dalam satu tahun atau satu musim. Namun jika
dilakukan perawatan dengan baik dan tepat, tanaman Jenitri dapat berbuah
sepanjang tahun secara susul menyusul, maksudnya pada saat bunga pertama sudah
menjadi buah, keluar lagi bunga berikutnya dan seterusnya.
5.
Panen.
Pematangan
buah yang ada di pohon ditandai dengan berubahnya warna kulit buah dari hijau
berangsur menjadi biru akan berlangsung secara bertahap (tidak serempak).
Sehingga cara pemanenan buah Jenitri juga dilakukan secara bertahap dengan cara
memilih buah yang sudah tua untuk dipetik.
Kemudian
buah disortir menurut besar kecilnya diameter. Setelah itu dilakukan proses
pengelupasan kulit buah untuk memperoleh biji Jenitri yang baik. Penyortiran
dilakukan supaya batok biji yang lebih kecil tidak rusak oleh gesekan batok
biji yang lebih besar. Setelah biji bersih dari kulitnya, jemur pada panas
matahari dan bolak balik agar kekeringan yang merata. Setelah itu biji Jenitri
siap untuk dijual.
Bahkan
jika para pedagang Jenitri tahu ada Pohon Jenitri yang lebat dengan buah yang
sudah tua, mereka akan datang sendiri melakukan penawaran untuk membelinya.
(Diolah
dari berbagai sumber)
2 komentar:
Jenitri...
banyak tuh di kampung aku lin...
malah jadi salah satu sumber penghasilan warga kampung... :D
Oya??
keren ya bisa jadi penghasilan gt..
Mau dong minta bibit nya mas,, :D
*hhehe..
Posting Komentar